Peranan
Cinta Kasih Keluarga Dalam Mencegah Perilaku Negatif Remaja
Tingkat kenakalan remaja pada saat ini sudah sampai pada tahap
yang memprihatinkan. Tawuran, sex bebas, narkoba (obat-obat terlarang), tindak
kekerasan bahkan sampai kasus pembunuhan yang dilakukan para remaja sudah
menjadi santapan berita sehari-hari. Masa remaja adalah peralihan menuju ke
tingkat pendewasaan sikap, sehingga butuh pengarahan dan pengawasan dari para orangtua
dan guru. Seperti dikutip kompas.com berikut ini : Keselamatan warga Jakarta
masih terancam. Pasalnya, pelajar yang tawuran sudah berani menggunakan bahan
kimia. Perilaku ini bukan fenomena biasa dan menjadi cermin kualitas kenakalan
remaja yang semakin meningkat. ”Ini sudah persoalan kriminal yang dilakukan
pelajar. Tingkat kenakalannya sudah di luar batas pelajar. Mulai dari cara
melakukan sampai melarikan diri setelah menyiramkan air keras, perbuatan itu
seperti pelaku kriminal jalanan,” kata Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta
Taufik Yudi Mulyanto, Senin (7/10/2013), di Jakarta. Dari berita di atas dapat
kita lihat pemakaian air keras bisa menyebabkan cacat permanen pada korban dan
hal ini adalah sebuah kejahatan yang luar biasa.
REMAJA
Dalam
ilmu psikologi, masa remaja merupakan periode peralihan dari masa awal
anak-anak ke masa awal dewasa. Ini ditandai perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksualnya. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian
dan proses pencarian jati diri menjadi sangat menonjol. Mereka akan semakin
banyak menghabiskan waktu di luar rumah, mencari pengakuan dari teman-temannya.
Pada fase ini, orang tua harus memberi perhatian dan waktu khusus kepada setiap
anak-anaknya; dalam membimbing dan mengarahkan setiap perubahan yang terjadi,
baik secara fisik maupun mental. Akhirnya mereka dapat menemukan jati
dirinya yang baik. Bila orang tua lengah sedikit saja, dasar nilai dan aturan
yang telah dibangun dari kecil akan dengan mudah “runtuh” atau hilang,
tergantikan nilai-nilai yang cenderung negatif berasal dari lingkungan
pergaulan di luar rumah.
Tampak nyata sekali di sini, dampak
pergaulan di kalangan remaja ini sangat besar pengaruhnya, karena akan banyak
membentukan karakter dan perilaku dari jati diri remaja. Dari pergaulan itu,
mereka akan belajar semua hal dan mencontoh semua tindakan dari teman-teman
sebayanya. Kecenderungannya, mereka akan terima semua itu tanpa bisa membedakan
mana yang baik dan buruk. Hasilnya, mereka akan terima semua pendapat dan
semua tindakan dalam kelompok pergaulannya sebagai sebuah kebenaran yang
dianggap baik untuk dilakukan. Itu karena mereka juga melihat semua teman
sebayanya melakukan hal yang sama.
Pentingnya
Pengawasan Anak
Pengawasan identik dengan kata awasi
dan pemeriksaan. Kata pengawasan dalam kamus umum bahasa Indonesia berarti
“penilik dan penjagaan”. Jadi, pengawasan berarti mempertahankan dan menjaga
dengan baik-baik, segala yang dilakukan anak dalam segala aktivitasnya. Hal ini
sangat penting dilakukan, dengan catatan harus dilakukan dengan cara yang
tepat. Jika tidak, akan jadi masalah bagi orang tua. Pengawasan anak yang salah
ini terkadang dianggap wajar dalam masyarakat. Dikarenakan begitu
menyayangi anak dan diliputi rasa kekawatiran berlebihan, para orang tua akan
dengan serius melindungi anak, dengan memberikan banyak aturan yang mengekang
kebebasan anak untuk memilih teman dan mengembangkan diri. Ini akan
membuat anak berperilaku sebaliknya dari harapan orang tua, yaitu dengan menjadi
tidak hormat dan berontak melawan orang tua, serta memilih keluar dari rumah
bersama teman-teman sebayanya, terjerumus dalam pergaulan yang buruk.
Pada fase ini, remaja membutuhkan
pengakuan dan penerimaan atas jati dirinya. Bila hal itu tidak didapat dari
orang tua, ia akan mencari dari lingkungan pergaulan di luar rumah. Di
sini pengawasan ketat dilakukan bukanlah menerapkan banyak aturan yang
mengekang kebebasan. Pengawasan ini harus dilakukan dengan dasar hubungan kasih
sayang antara orang tua dan anak, yaitu memberikan pengertian tentang akibat
dan bahayanya pergaulan yang buruk yang merusak, serta memberi kepercayaan pada
setiap anak untuk belajar dalam beraktivitas memilih teman pergaulannya. Bila
anak kedapatan salah memilih teman yang membawa dampak negatif, orang tua perlu
memberikan teguran dibarengi pengertian dan penjelasan akan bahayanya pada
anak. Jadi, biarlah anak diberi kesempatan untuk terus belajar, dengan terus
berulang-ulang diberikan penerimaan dan kepercayaan, hingga akhirnya mereka
dapat menemukan kelompok teman sebaya yang memberi dampak positif.
Awasi
Pergaulanmu
Pergaulan yang buruk akan merugikan
mereka sendiri. Anak yang dulunya setia, bisa berubah menjadi tidak setia, yang
dulu rajin bisa menjadi malas, yang dulu biasa melakukan yang baik bisa berubah
menjadi pelaku kejahatan, dan yang dulu hidup benar di mata Tuhan bisa berbalik
hidup maninggalkan Tuhan hanya karena pergaulan. Oleh karena itu orang tua
harus mengambil sikap untuk lebih peduli dalam mengarahkan setiap anak-anaknya
menemukan komunitas yang benar, bisa itu dalam komunitas agama, agar mereka
dapat bertemu dan bergaul dengan orang-orang yang setia, rajin, baik, dan hidup
benar di dalam Tuhan. Jadi, mereka tidak akan terpengaruh dan jatuh dalam
pergaulan yang buruk.
KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Peranan
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut: Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai
istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah
tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,
sosial,
dan spiritual
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
- Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.
- Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
- Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
- Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
- Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.
- Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
- Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
- Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
- Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
CINTA KASIH
Kata cinta dapat diartikan sebagai
sebuah perasaan yang ingin saling dibagi terhadap orang-orang yang kita
sayangi. Pendapat lainnya, cinta adalah sesuatu yang ingin dilakukan terhadap
sesama baik itu seperti pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih
sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti dan mau melakukan apapun yang
diinginkan oleh seseorang yang disukai. Menurut saya pribadi, cinta merupakan
suatu perasaan yang pasti dimiliki oleh setiap insan yang bernyawa di dunia
ini. Cinta merupakan perasaan yang tulus dan murni, cinta tidak dapat
dipaksakan dan cinta tidak membuat seseorang berbuat kejahatan, tetapi rasa
cinta itu kembali ke diri seseorang itu sendiri, bagaimana seseorang itu dapat
menahan dan mengontrol rasa cinta itu sendiri.
Hal-hal yang memicu tindakan
negative pada remaja
Kenakalan
remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor
Internal :
- Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor
Eksternal :
- Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
- Teman sebaya yang kurang baik
- Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Mengatasi kenakalan remaja
Hal-hal yang bisa dilakukan cara
mengatasi kenakalan remaja :
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Hubungan
Cinta kasih dalam keluarga berperan penting dalam mencegah tindakan negative pada
remaja
Cinta kasih memiliki peranan penting
dalam kehidupan, termasuk dalam keluarga. Dalam keluarga, rasa cinta kasih yang
begitu kuat baik datang baik dari orang tua yang memberikan cinta kasih kepada
anak-anaknya, atau sebaliknya cinta kasih yang dimiliki anak-anaknya kepada
orang tua dan kepada saudara-saudaranya. Cinta kasih membuat keharmonisan
dalam keluarga dapat tercapai. Ikatan batin yang kuat dalam jalur norma-norma
agama sangat berpengaruh pada perilaku anak. Dalam keluarga, cinta kasih yang
didapatkan anak dari orang tua dan keluarganya, memiliki dampak positif
terhadap tumbuh kembang anak. Anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik,
ceria dan menyenangkan dan tidak sedikit dari anak-anak itu tumbuh menjadi
seseorang yang berprestasi. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang di
cita-citakan oleh semua orang tua di dunia ini. Ikatan cinta kasih antara orang
tua dan anak akan membuat anak lebih termotivasi dalam menjaga harga diri, nama
baik ataupun martabat keluarga
Akan Tetapi, jika dalam suatu
keluarga tidak terdapat rasa cinta kasih didalamnya maka rasa harmonis didalam
keluarga akan sangat sulit untuk didapat oleh masing-masing anggota keluarga.
Sebagai contoh, orang tua yang kurang memberikan cinta kasih kepada
anak-anaknya akan membuat anak-anak itu
tumbuh dalam rasa kesepian, kekecewaan dan membuat anak-anak itu akan melarikan
rasa kekecewaan dan rasa kesepiannya ke hal-hal yang kurang baik. Merokok,
memakai narkoba dan pergaulan bebas merupakan contoh yang dapat saja dilakukan
oleh anak-anak yang merasa kecewa dengan cinta kasih dalam keluarga. Cinta kasih
dalam keluarga dan pendidikan agama yang kuat sangat membantu dalam mencegah terjadinya
tindakan-tindakan negative pada remaja.
KESIMPULAN
Remaja adalah masa-masa pencarian
jati diri menuju tingkat kedewasaan . Lingkungan dan pergaulan mempunyai peranan
yang sangat penting terhadap perilaku remaja. Pada masa kini tindakan kenakalan
remaja semakin meningkat dan sangat menghawatirkan. Sehari-hari kita banyak
disuguhkan berita-berita negative tentang kenakalan remaja. Peran serta orang tua, pendidik, pemuka agama
sangat dibutuhkan dalam memberi arahan pada remaja agar dapat memilih aktifitas
yang positif. Cinta kasih merupakan jembatan menuju keharmonisan suatu
keluarga. Tegak atau
tidaknya sebuah keluaraga tergantung pada keharmonisan pimpinan dalam
memberikan kasih sayang dan pengertian kepada anggota keluarga yang lain.
Apabila pimpinan keluarga (ayah atau ibu) tidak baik, sebagian anak-anaknya
akan bermasalah. Pimpinan merupakan tonggak atau contoh konkret bagi anak. Gaya dan perilaku anak juga tergantung kepada
didikan yang diberikan ayah dan ibu, sebagai pendidik pertama.
Pada dasarnya
remaja memerlukan adanya hubungan harmonis dengan sesama anggota keluarganya.
Remaja juga memerlukan suasana demokratis, kritis, jujur, dan keterbukaan saat
berkomunikasi dengan anggota keluarganya. Dengan demikian, segala masalahnya
dapat dikomunikasikan dengan baik, termasuk sesama permasalahan yang mendasar,
seperti bagaimana cara menanamkan akidah kepada dirinya.
SUMBER
Kompas.com
http://www.sinarharapan.co/news/read/141206002/-div-masa-pencarian-jati-diri-remaja-div-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar