Kamis, 26 November 2015

PENGARUH DRAMA KOREA TERHADAP PERILAKU REMAJA INDONESIA



PENGARUH DRAMA KOREA TERHADAP PERILAKU REMAJA INDONESIA

SASTRA
Sastra (Sanskerta: शास्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak biasa adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu
Yang termasuk dalam kategori Sastra adalah:
Pembagian sastra berdasarkan waktu atau masa dimana sastra tersebut tumbuh dan berkembang dalam        masyarakat:
 
A. Sastra Lama
Sastra lama adalah sastra yang lahir dan tumbuh pada masa lampau atau pada masyarakat Indonesia lama. Sastra lama juga biasa disebut sebagai sastra klasik. Sastra lama tumbuh dan berkembang seiring dengan kondisi mssyarakat pada zamannya. Oleh karana itu sastra lama mempunyai nuansa kebudayaan yang kental dan memiliki corak yang lekat dengan nilai dan adat istiadat yang berlaku di dalam suatu daerah atau masyarakat tertentu. Indonesia adalah bangsa yang majemuk baik adat-istiadat, budaya maupun bahasa. Setiap suku atau daerah di Indonesia memiliki ciri khas dan cita rasa sastranya masing-masing. Prularisme ini tentu sangat menpengaruhi dan memperkaya khazanah kesusastraan    Indonesia.

Berikut adalah ciri dari sastra lama:
1.  Terikat dengan adat istiadat dan kebudayaan.
2.  Bentuknya baku dan terikat oleh kaidah-kaidah yang baku pula.
3.  Bersifat istana sentris
4.  Biasanya tidak mencantumkan nama pengarang (anonim)
Beberapa bentuk karya sastra lama yaitu: syair, pantun, gurindam, hikayat, dongeng dan tambo.

B. Sastra Modern
Sastra baru atau sering disebut juga sastra modern adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama. Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai ketika terjadi perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri khas sastra yang digunakan masyarakat. Bisa dikatakan pula bahwa lahirnya sastra modern adalah ketika mulai terjadi perubahan penggunaan media yang digunakan yaitu dari media lisan yang bersifat kuno menjadi menggunakan media tulisan  yang    lebih   modern.
 
Berikut sifat dan ciri-ciri sastra modern:
1. Tidak tetikat oleh adat istiadat atau lebih fleksibel
2. Berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat
3. Mencerminkan kepribadian penerbitnya
4. Mencantumkan nama pengarangnya.
5. Tidak rerikat dengan kaidah baku dan menggunakan bahasa yang lebih bebas.
Beberapa macam karya sastra modern yang beredar di masyarakat yaitu: novel, cerpen, puisi, drama dan roman.

DRAMA                                                                        
Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama. Drama merupakan sebuah karya yang memuat nilai artistik yang tinggi. Sebuah drama mengikuti struktur alur yang tertata.] Struktur yang tertata akan membantu penonton menikmati sebuah drama yang dipentaskan. Struktur drama memuat babak, adegan, dialog, prolog dan epilog. Babak merupakan istilah lain dari episode. Setiap babak memuat satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama. Dengan kata lain, babak merupakan bagian dari naskah drama yang merangkum sebuah peristiwa yang terjadi di suatu tempat dengan urutan waktu tertentu.
  
PENGARUH DRAMA KOREA PADA REMAJA INDONESIA
Budaya K-Pop beberapa tahun terakhir ini menyerbu Indonesia dengan segala macamnya. Ada Drama Korea, Boy Band, fashion dan sebagainya yang sangat digandrungi anak-anak muda Indonesia pada umumnya. Korea Selatan menyiapkan industri ini dengan matang dan waktu yang lama. Tidak hanya gadget dan perangkat elektronik saja yang diperhatikan pemerintah Korsel tapi juga industri budaya. Dampaknya sungguh sangat luar biasa, dibeberapa wilayah di Indonesia demam budaya yang berasal dari Korsel ini. Film-film drama korea begitu membanjiri tayangan televisi dan seakan-akan masyarakat tersihir larut menikmatinya.Seperti yang kita lihat sekarang, drama Korea sedang merajai negeri Indonesia, hal ini diakibatkan karena banyaknya pertelevisian di Indonesia mengangkat tema tentang Korea khususnya drama Korea.
 Puncak kepopuleran drama Korea di Indonesia terjadi saat serial Winter Sonata diputar di Indonesia, Jepang, Cina, Taiwan, dan Asia Tenggara. Dari tahun 2002- 2005, drama-drama Korea yang populer di Asia termasuk Indonesia antara lain Endless Love, Winter Sonata, Love Story from Harvard, Glass Shoes, Stairway to Heaven, All In, Hotelier, Memories in Bali, dan Sorry I Love You yang merupakan serial drama melankolis. Drama Korea yang di siarkan sering menonjolkan mode-mode atau style yang sedang populer di Korea, contohnya saja model rambut, pakaian, tas, sepatu, aksesoris, barang elektronik hingga pernak-pernik. Cara berpakaian dan penampilan Korea yang tidak jauh berbeda dengan style anak muda di Indonesia, oleh sebab itu style Korea sekarang menjadi acuan remaja di Indonesia.
            Remaja menurut Rammesan Hacket adalah masa yang berada diantara usia anak-anak dan dewasa yaitu masa-masa individu tampak bukan anak-anak lagi, tetapi juga tidak tampak sebagai orang dewasa (Rammesan, 1980:1). Menurut Muangman (dalam Sarwono, 2003), Remaja adalah suatu masa dimana:
1.      Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2.      Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3.      Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative mandiri.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke dewasa, dimana masih berproses mencari jati diri. Remaja adalah masa yang masih labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan pergaulan. Trend baru selalu mempengaruhi pergaulan remaja pada umumnya hal-hal baru dan budaya luar sangat mudah diserap remaja pada umumnya. Budaya luar mempunyai dampak positif dan negatif, begitu pula dengan drama korea yang menyerbu Indonesia. Dampak positifnya antara lain : kita dapat belajar dari tayangan-tayangan tersebut mengenai etos kerja mereka, cara mereka menghormati orang tua, pantang menyerah. Dampak negatifnya antara lain : tayangan drama seri tersebut dapat membuat orang kecanduan, sehingga menyebabkan lupa waktu karena lebih memilih menonton tayangan televisi atau video ketimbang melakukan hal lain yang lebih penting. Dampak lainnya dapat menimbulkan gaya hidup yang konsumtif seperti mengikuti fashion yang ada di tayangan tersebut.

KESIMPULAN
Begitu derasnya budaya luar yang masuk ke negara kita baik melalui televisi dan akses internet. Kemajuan teknologi dan globalisasi sangat memudahkan hal itu terjadi. Kita tidak dapat membendung budaya luar yang masuk ke negara kita dan sedikit banyak hal itu sangat mempengaruhi perilaku kehidupan masyarakat pada umumnya serta remaja pada khususnya. Hal yang kita dapat lakukan adalah memilah-milah tayangan mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan budaya kita. Hal yang positif dari tayangan tersebut dapat kita ambil manfaatnya, sedangkan yang negatif kita tinggalkan. Sebaiknya stasiun-stasiun televisi membatasi tayangan-tayangan luar dan memberi ruang lebih bagi tayangan lokal berlatar belakang budaya yang dikemas secara apik sehingga menarik masyarakat umum untuk menyaksikannya, sehingga budaya kita tetap lestari dan tidak punah tergerus budaya luar.
  
 
SUMBER :
http://www.kompasiana.com/ajenkoya/agresi-budaya-korea-melalui-k-pop-di-indonesia_54f90928a33311b9188b4bcf
https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar