Jumat, 27 November 2015

BATIK WARISAN LUHUR BUDAYA BANGSA YANG HARUS DIJAGA KELESTARIANNYA


BATIK WARISAN LUHUR BUDAYA BANGSA YANG HARUS DIJAGA KELESTARIANNYA

PENDAHULUAN
Batik sebagai warisan luhur budaya bangsa semakin mempunyai tempat tersendiri di hati para penggemarnya baik di Indonesia maupun mancanegara. Klaim Malaysia terhadap batik semakin membuktikan, bahwa batik adalah seni indah yang sangat menarik minat kalangan mancanegara. Dan bangsa Indonesia seakan terbangun dari mimpinya bahwa batik harus segera dilestarikan kembali keberadaannya. Semenjak saat itu batik semakin menggeliat kembali bahkan menjadi tren fashion. UNESCO telah menetapkan bahwa batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi sejak 2 Oktober 2009.

BUDAYA
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan sebagai ”kultur” dalam bahasa Indonesia. Definisi Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya tebentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya juga dapat diartikan sebagai suatu pola hidup menyeluruh , budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan prilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan Indonesia bisa diartikan seluruh ciri khas suatu daerah yang ada sebelum terbentuknya nasional indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia.
  
BATIK
Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, Kata batik berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: amba, yang bermakna 'menulis' dan titik, yang bermakna 'titik'. Walaupun kata batik berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat.

SEJARAH BATIK
J.L.A. Brandes, arkeolog Belanda, dan F.A. Sutjipto, sejarawan Indonesia, percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme, tetapi diketahui memiliki tradisi kuno membuat batik. G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Adapun detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan Buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa    pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dahulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya  pakaian  keluarga  istana,  kemudian  menjadi  pakaian  rakyat  yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh- tumbuhan asli  Indonesia yang   dibuat sendiri antara lain: pohon mengkudu, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur. Jadi kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920. Kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
Ragam Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Jenis-jenis Batik Berdasarkan Tekniknya adalah sebagai berikut :
1.      Batik Tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
2.      Batik Cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.
3.      Batik Lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.

Asal Pembuatan Batik :
Batik Jawa
Batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

PERKEMBANGAN BATIK DI MASA KINI
Sejak tahun 2009, setiap hari Jumat, Pemerintah menginstruksikan instansi pemerintah dan BUMN untuk mengenakan pakaian Batik di kantor. Dalam pelaksanaannya, instansi swasta pun banyak yang menganjurkan penggunaan batik pada hari tersebut. Hal ini sebagai upaya menghargai batik sebagai warisan budaya Indonesia. Bahkan pemerintah menetapkan hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober. Peringatan itu sebagai hari ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 oleh UNESCO.
Batik juga semakin mendunia, banyak para pesohor dunia bahkan pemimpin dunia yang mengenakan batik. Seperti yang dilakukan oleh salah satu pewaris Hilton grup, Paris Hilton yang awal bulan lalu terlihat lalu lalang di jalanan New York, dengan menggunakan gaun terusan bermotif batik keluaran rumah mode Gucci. Tak ketinggalan juga Jesica Alba, Drew Barrymore, Rachel Bilson, Adele, Reese Witherspoon, Lenka, Bono, Adele, Bill Gates, Nelson Mandela dan Nicole Richie kini menjadi penggemar batik Nusantara, serta perancang dunia dari rumah-rumah mode juag menjadikan motif batik kita sebagai salah satu koleksi andalan mereka. Kita sekarang sering melihat anak-anak muda semakin menggemari batik dengan memakainya ataupun memadupadankan dengan pakaian lain untuk kuliah ataupun kesempatan lainnya.

PENUTUP
Batik adalah warisan luhur budaya bangsa yang wajib dilestarikan. Bangsa Indonesia harus bangga dengan batik, karena batik sudah mendunia dan semakin dikenal. Jika masyarakat dunia saja menghargai batik dengan mengenakannya pada kesempatan tertentu, maka kita sebagai pemilik dan pewarisnya harus lebih memiliki dan mencintainya dibanding masyarakat mancanegara. Klaim Malaysia terhadap kepemilikan batik semakin membuktikan, bahwa kita seringkali lalai akan harta budaya kita yang berlimpah dan lupa untuk menjaganya. Batik harus dilestarikan dengan selalu mengenakannya pada kesempatan tertentu. Dengan kita membeli pakaian batik maka kita juga turut serta memajukan dan melestarikan usaha/industri kerajinan batik di tanah air. Jika kita lalai menjaga dan melestarikannya, bukanla mustahil jika suatu saat cucu cicit kita akan belajar membatik dari negara lain.


SUMBER
http://gaya.tempo.co/read/news/2013/10/02/110518313/ini-sejarah-panjang-batik-indonesia
http://chellme.blogspot.co.id/2012/10/batik-kini-pengaruhi-dunia-fashion.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar